Marti #2
Hari semakin siang, matahari terasa semakin terik. Jalanan mulai dipadati kendaraan-kendaraan. Tentunya pemandangan jalan sudah tak seindah pagi tadi. Mar. Ingat ya, sudah janji pulang sebelum petang. Terlihat pesan tampil di layar ponselnya, pesan dari ibunya. Ia menghiraukan pesan itu. Toh hari masih siang, gumamnya dalam hati.
Mar sontak bangkit dari duduknya. Menyusuri jalanan, mencari-cari tempat lain yang menarik. Dilihatnya ada seorang penjual es krim di depan. Dihampirinya si penjual, ia lalu memesan es krim rasa cokelat. Dikeluarkannya uang lembaran sepuluh ribuan, lalu diserahkannya pada si penjual. Dilihatnya sekeliling, diamatinya keadaan sekitar, apakah ada bangku tempat duduk terdekat. Lalu dilihatnya di dekat situ ada bangku taman di samping pohon belimbing. Ia menuju kesana, duduk, lalu menikmati es krimnya.
Di tengah menikmati es krim, seekor kucing hitam datang menghampirinya. Tubuhnya kotor, bulunya rontok, matanya rusak sebelah. Sepertinya kucing itu kelaparan. Sontak Mar membongkar isi tasnya, barangkali ada sesuatu yang bisa diserahkan untuk si kucing. Lalu ditemukannya sebungkus roti keju, yang dibelinya minggu lalu, tapi lupa ia makan. Dibukanya bungkusan roti itu, lalu disodorkannya pada si kucing. Dengan cepat si kucing menyerobot roti itu dengan rakus. Tak ada satu menit, langsung habis tanpa sisa. Kasian, ia benar-benar kelaparan.
Mar menengadahkan wajahnya ke langit. Melihat langit yang tak sebiru pagi tadi. Langit mulai berganti dengan awan hitam tebal. Sepertinya akan turun hujan. Ia lalu bergegas dari tempat itu, meninggalkan si kucing sendirian, kembali menyusuri jalanan. Ia mencari halte terdekat untuk pulang. Lalu dilihatnya beberapa meter di depan, ada halte Trans Jakarta. Ia mempercepat langkahnya.
Sesampainya di halte, ia masih perlu menaiki tangga untuk bisa masuk ke dalam halte. Ia kemudian menaiki tangga ke atas. Anak tangganya cukup banyak dan curam. Tiba-tiba saja, bruggg. Tubuhnya tersungkur. Marti terjatuh. Kaki dan badannya lemas. Ia tak sadarkan diri. Orang-orang sekitar tangga halte sontak menghampirinya. Terlihat salah seorang petugas halte datang, kemudian ia menelepon ambulans. Beberapa menit kemudian, datanglah ambulans. Lalu ia dinaikkan kesana. Petugas ambulans lantas membuka tabung oksigen, memasangkannya. Lalu ambulans pergi menuju rumah sakit terdekat. Mar, masih tak sadarkan diri.
Komentar
Posting Komentar