Untuk Ma
Ma. Kulihat mata ibumu sembab. Tubuhnya lesu. Cahaya di matanya nampak redup. Badannya makin kurus. Senyummya tak selebar dahulu.
Ma. Hari ini, seperti keinginanmu waktu itu, datang ke rumahku. Lantas, kamu tak menepati janjimu, Ma. Bagaimana bisa kamu pergi tanpa pamit. Bagaimana bisa kamu pergi tanpa salam. Bagaimana bisa kamu pergi terlalu jauh. Bagaimana bisa kamu pergi terlalu cepat.
Ma. Bagaimana jika aku rindu? Bolehkah kutitipkan rinduku pada angin malam? Sampaikah ia padamu? Lalu bagaimana dengan doa-doa yang kurapalkan? Apakah telah sampai padamu?
Ma. Semoga rapalan doaku mewujud cahaya-cahaya yang menerangimu di bawah sana, membuatmu makin bahagia.
Ma. Nyatanya waktu tak bisa menyembuhkan luka. Maka kubiarkan seperti ini saja. Biarlah luka ini yang akan terus mengingatkanku pada kenangan-kenangan lalu.
Ma. Bagaimana dengan mimpi-mimpi yang akan kita wujudkan? Haruskah aku mewujudkannya seorang diri?
Ma. Akankah aku bisa melangkah kaki ke depan setegap kemarin? Bahkan aku lupa bagaimana berjalan tanpa ada rasa takut dan sedih.
Ma. Kita telah berjanji bahwa kita akan saling mencari. Akankah kamu mengingatku ketika kita kelak bertemu? Akankah kamu mencariku? Semoga jumpa kita bermuara pada tempat yang sama, pada tempat yang indah di sana.
Ma. Pada waktu yang lama itu, melewati jalan yang panjang itu, serta keadaan yang tak bisa kita bayangkan itu, kita akan bertemu.
In Syaa Allah..
Komentar
Posting Komentar