Mari Kita Mulai

Bagaimana bisa, seseorang yang sangat amat tertutup mulai menuangkan isi kepalanya. Terlebih lagi, hal itu dituangkan dalam sebuah tulisan. Bahkan, sekadar menuliskan caption ataupun status di media sosialnya saja sangat jarang. Hal itu tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang tersebut. Pun akan membutuhkan usaha yang ekstra untuk bisa menumbuhkan rasa percaya diri. Parahnya, seseorang itu adalah aku. 

Awalnya, keinginan untuk menulis ini datang ketika diriku tengah berdiskusi bersama seorang sahabat. Ia adalah seorang penulis. Gemar dan piawai memilih diksi dalam tulisan-tulisannya. Waktu itu aku berkata, "aku merindukan diriku yang dulu". Dulunya, diriku adalah seseorang yang memiliki semangat dan antusias dalam banyak hal. Totalitas dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab. Lalu suatu ketika, datanglah musibah, yang waktu itu membuatku terpukul, hilang semangat, juga hilang minat. Apapun yang dulu bagiku terlihat indah, semuanya terasa hambar, tak ada menarik-menariknya sama sekali. Kemudian ia membalas, "Mengapa tak menjadi diri baru yang lebih baik?". Ah, sial. Benar sekali. Gumamku dalam hati. 

Semenjak saat itu, aku berjanji pada diri sendiri untuk mencoba menjadi diri yang baru. Tentunya, menjadi diri yang positif dan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. 

Beberapa hari kemudian, ia menawariku ikut 30 Days Writing Challenge (30DWC). Aku menolaknya dengan alasan malu. Aku malu orang lain mengetahui isi pikiranku melalui tulisanku. Aku malu terlalu jujur. Padahal, aku juga tahu bahwa tulisan tidak hanya tentang refleksi diri, pengalaman diri, atau apapun tentang diri sendiri. Bahkan tulisan juga bisa saja berbentuk fiksi. Setelah kupikir-pikir lagi, aku ingat, aku telah berjanji untuk berubah menjadi lebih baik. Belajar untuk konsisten menulis merupakan suatu langkah awal perubahan. Bukankah perubahan besar dimulai dari hal-hal yang kecil? Akhirnya, aku menerima tantangan itu, 30DWC jilid 30, mari kita mulai!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga Terakhir

Salah Arah #1