Anak-Anak Kaki Merapi

Menjelang sore di ufuk barat, nampak segerombolan anak-anak remaja dengan kopyah melangkahkan kakinya pelan, sambil membawa ransel di belakangnya. Langkah mereka terhenti pada sebuah rumah kayu dengan dua lantai. Perlahan mereka mengucap salam, lalu mengetukkan pintu. Kemudian masuk setelah dipersilakan oleh seorang kakek dengan baju putih di dalam rumah itu. Mereka lantas masuk dengan menaiki tangga menuju lantai dua.

Di lantai dua rumah itu, para remaja membentuk barisan melingkar. Sambil mendengarkan Si Kakek berbicara. Beberapa waktu kemudian, anak-anak duduk berbaris satu-satu di hadapan Si Kakek. Satu persatu mereka membaca Quran, dengan disimak oleh Si Kakek. "Baleni malih Le, makhroje salah (Ulangi lagi Nak, makhrajnya salah)", kata Si Kakek. Lalu Si Anak mengulangi bacaannya sampai benar sesuai yang diminta oleh Si Kakek. 

Belum selesai semua anak menyetorkan bacaannya pada Si Kakek, terdengar suara riuh di luar. Orang-orang keluar rumah. Nampak raut muka panik setiap orang di sana. Kemudian terdengar suara dentuman keras, Merapi.

Hari makin petang. Langit telah semakin gelap akibat abu tebal Merapi. Semburat cahaya merah di langit, bak api langit yang berjalan—lahar Merapi. Terlihat lahar telah mengalir dari kejauhan. Waktu maghrib sebentar lagi berkumandang. Namun yang terdengar justru suara sirine yang bersaut-sautan. "Evakuasi!", teriak seseorang yang berada dalam ambulans. Anak-anak berlarian menuju ambulans sambil membawa tas yang tadi dibawanya untuk mengaji. Beberapa lainnya menaiki mobil truk yang juga digunakan untuk evakuasi. 

Mereka lantas pergi meninggalkan kampung halaman, tanpa tahu akan dibawa kemana, tanpa menyelamatkan mainan kesayangan mereka, tanpa bertemu dengan orang tuanya. Entah orang tuanya juga telah dievakuasi, atau mungkin belum. Anak-anak hanya terdiam ketakutan, sambil merapalkan doa dalam hati. Moga esok masih bisa pulang kembali. Doa Si Anak-Anak kaki Merapi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Kita Mulai

Kelopak Bunga Terakhir

Salah Arah #1