Menjadi Bukan Mencari

Sungguh beruntung seseorang yang memiliki teman. Teman yang memiliki pemikiran jauh ke depan, yang pemikirannya menerobos jauh hingga alam setelah kehidupan. Memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Memikirkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan. Ketika salah, ia mengingatkan. Ketika lemah, ia menguatkan. Ketika jauh, ia mendoakan. 

Seorang teman akan mengajarkan hal-hal yang baik pada kita. Memberikan ilmu yang sebelumnya tak ada pada kita. Mengajarkan apapun dengan sabar. Menyediakan waktunya untuk sekadar mendengarkan. 

Seorang teman akan terus melangkah searah dengan kita. Menemani dan mengiringi setiap langkah yang kita ambil. Menuju pada tujuan yang sama. Menarik kembali kita ketika hampir-hampir salah arah. Lalu kembali menggandeng pada jalan yang telah ditetapkannya.

Sekarang pertanyaannya adalah, apakah kamu telah memiliki teman semacam itu. Sayangnya, pertanyaan ini tak perlu dijawab. Justru pertanyaan lain yang lebih penting adalah, apakah aku telah bisa menjadi teman seperti itu? Apakah aku telah layak disebut sebagai teman? Teman yang baik bukan dengan mencari, tetapi dengan menjadi. 

Jika semua orang mencoba menjadi teman seperti yang tadi dijelaskan, bisa dibayangkan betapa eratnya sebuah ikatan. Semuanya akan sama-sama menguatkan. Membantu dalam kesusahan. Bahkan mungkin tak ada lagi derita, karena semuanya saling menanggung bersama. Tak ada lagi pemusuhan, karena yang ada hanyalah saling menguatkan. 

Maka dari itu, mari menjadi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Kita Mulai

Kelopak Bunga Terakhir

Salah Arah #1